Selasa, 29 April 2014

Wawancara: Ekonomi, Pendidikan, dan Pemimpin Bangsa

Wawancara Mengenai Ekonomi & Pendidikan
Ekonomi
Narasumber: MI, Sarjana Ekonomi.
1
            Menurut bapak, apakah masalah perekonomian di Indonesia ini bisa diselesaikan atau tidak?
Semuanya bisa, tetapi bergantung pada niat, kejujuran dan ketegasan dari pemimpin Indonesia ini. Apabila pemimpin kita menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kebersihan hatinya, masalah perekonomian akan dengan mudah diselesaikan. Tetapi, kecurangan dan korupsi sangat memperlambat penyelesaian masalah ini. Akar dari permasalahan ekonomi ini bukanlah pada sistemnya tetapi pada manusia yang mengatur sistemnya. Sebuah sistem dibentuk oleh manusia dan sistem tersebut dapat diperbaiki apabila manusianya sudah bertindak dengan benar. Sebagai contoh, subsidi BBM seharusnya dihapuskan karena sangat menggerogoti perekonomian negara. Subsidi ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu, tetapi semua orang menggunakannya. Penghapusan subsidi BBM dapat mempercepat pertumbuhan kemajuan ekonomi Indonesia. Tetapi, apabila akan menghapus subsidi tersebut, pemimpin kita harus membenahi transportasi umum terlebih dahulu.



Gambar 1.1 menunjukan mobil yang sedang mengisi BBM bersubsidi disebuah SPBU

           Jika berperan sebagai kepala pemerintahan, apa yang akan bapak lakukan?
Pertama, kita harus menyadari dan memahami akar dari permasalahannya. Indonesia kaya dengan sumber daya alam. SDMnya pun juga sangat luar biasa. Permasalahannya adalah penggunaan SDA yang tidak dioptimalkan secara benar sehingga tidak bisa mencukupi seluruh rakyat Indonesia. Pada faktanya, hanya beberapa orang yang memiliki permasalahan distribusi ekonomi. Untuk memecahkan masalah ini, kepemilikian umum, individu dan negara harus dipisahkan. Kita harus melihat dulu di dalam UUD pengaturan tentang kekayaan alam yang berkaitan dengan masalah bagaimana pemerintah mengelola SDA ini yang digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Contohnya, sektor-sektor swasta yang akan mengakibatkan kenaikan biaya, hal ini tidak dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Sistem kepemilikikan yang bersifat monopoli harus dihapuskan. Di dalam UUD dulu, barang tambang harus dimiliki oleh rakyat. Tetapi sekarang, banyak dimiliki oleh swasta atau individu untuk kepentingan pribadi atau kelompok.


Gambar 1.2 menunjukan bahwa hasil dari pertambangan di bumi ini yang diolah menjadi beberapa balok emas

            Ada seorang tokoh yang mengatakan dia akan mengubah ekonomi di Indonesia dalam 10 tahun menjadi upah minimum regional. Apakah mungkin atau tidak?
Sangat memungkinkan. Apabila tokoh tersebut sudah mempunyai karakteristik yang disinggung sebelumnya, hal ini bisa dilaksanakan. Dengan kejujuran dan ketegasan, dia pasti akan berpegang teguh dengan prinsip dan konsepnya. Dan apabila ada pengaruh-pengaruh atau ancaman, tokoh tersebut akan dengan berani den tegas melawan sebab dia tahu dan sadar bahwa dia tidak salah.


Pendidikan
Narasumber: E, Dosen Psikologi Binus

     Mengenai sumber daya, SDM yang berkualitas itu bersumber dari pendidikan yang bagus juga. Menurut ibu, apakah pendidikan di Indonesia sudah memadai?
Belum, pendidikan Indonesia masih sangat memprihatinkan. Sebagai contoh, banyak orang panik dan bingung karena masalah UN yang menentukan kelulusan. Pada faktanya, UN sendiri bukan merupakan jaminan orang untuk berhasil karena UN hanya mengeukur kemampuan pada periode waktu itu saja. Pendidikan seharusnya dievaluasi dari 3 arah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. UN hanya mewakili aspek kognitif. Masalah biaya juga sangat memprihatinkan dimana akses pendidikan tidak bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan mahal, orang miskin dilarang sekolah. Banyak sekolah yang tidak beratap, kekurangan guru. Artinya, pemerataan pendidikan di Indonesia belum baik dan masih harus dibenahi dalam sistem dan infrastruktur.
    Pendidikan yang baik seperti apa?
Sistem kurikulum Indonesia banyak yang tidak sesuai dengan tujuan implementasi pendidikan. Rancangannya sudah bagus tetapi pelaksanaannya tidak sesuai. Ketika diterapkan evaluasi UN, terjadi kecurangan  berarti tidak sesuai dengan karakter yang ingin dibentuk lewat kecurangan itu sendiri. Tidak hanya murid, guru juga banyak yang memberikan contekan terjadi secara sistemik. Masalah ini tidak bisa diselesaikan secara parsial tetapi harus diselesaikan secara sistemik. Evaluasi, kurikulum yang harus diperbaiki. Akses terhadap internet baik di Jakarta dan daerah lainya.
      Menurut ibu, apakah ada calon pemimpin yang sepaham dengan ibu atau cocok untuk memimpin Indonesia?

Di indonesia, belum ada tokoh yang dapat dijadikan contoh. Kemengan dari PDIP yang diwakili Jokowi bukan kemenangan partai melainkan kemenangan dari tokohnya. Mengapa? Karena masyarakat membutuhkan pemimpin yang mengurangi kondisi rea. Tokoh yang dapat dijadikan contoh adalah seseorang yang berani turun dan terjun langsung ke masyarakatnya. 

-> Jadi kesimpulan yang saya dapat dari hasil wawancara ini, keduanya berbeda pendapat namun dalam satu konteks permasalahan yang sama. yang satu membicarakan permasalahan ada pada sistem namun yang satu lagi berkata karena sistem itu dibuat atau dibentuk oleh orang, akibatnya orang nya lah yang harus benar agar terbentuknya sistem yang benar di dunia ini. Kedua nya tidak ada benar dan tidak ada juga yang salah, namun disini kita harus ingat bahwa di indonesia ini kaya akan sumber daya alam atau disebut juga SDA, tetapi banyak yang salah oergunakan SDA di Indonesia ini, baik di pergunakan sebagai kebutuhan individu maupun kelompok oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu apabila kita baik menjadi pemimpin maupun memilih pemimpin, kita harus memilah yang mana pemimpin itu tegas dalam hal apapun (terutama sebuah kepentingan untuk negara), jujur, rela bersosialisasi, rela berbagi pada masyarakat, memimpin negara ini dengan aman serta tentram dan rela bertanggung jawab atas apapun yang diperbuat baik positif maupun negatif.

Reference images :
Gambar diambil dari www.google.com pada tanggal 29-4-2014 pada jam 11.20

Economy, Work, Politics, and The Modern World System

Economy
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. 
Faktor ekonomi
1. Faktor lingkungan sosial budaya
2. Faktor fisik
3. Faktor pendidikan
4. Faktor moral

    Tindakan Ekonomi

    Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :
    • Tindakan ekonomi rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian.
    • Tindakan ekonomi irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.

    Motif Ekonomi

    Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:
    • Motif intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas kemauan sendiri.
    • Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas dorongan orang lain.
    Pada prakteknya terdapat beberapa macam motif ekonomi:
    • Motif memenuhi kebutuhan
    • Motif memperoleh keuntungan
    • Motif memperoleh penghargaan
    • Motif memperoleh kekuasaan
    • Motif sosial/menolong sesama


    Work

    Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi.
    Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama disebut sebagai karier. Seseorang mungkin bekerja pada beberapa perusahaan selama kariernya tapi tetap dengan pekerjaan yang sama.
    Faktor Kepuasan Kerja
    1. Upah yang lebih tinggi
    2. Minggu kerja yang lebih pendek
    3. Hubungan yang positif dengan rekan kerja

    Politics
    Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuat keputusan, khususnya dalam negara.Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
    Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional dan nonkonstitusional.
    Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
    • politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
    • politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
    • politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
    • politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

    Teori politik

    teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik, negara masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legistimasi, dsb.

    Sistem Dunia Modern

    Munculnya Sistem Dunia
    Sistem dunia adalah hasil dari saling ketergantungan budaya dan ekosistem yang dulunya terisolasi oleh jarak dan batas-batas .
    Signifikansi khusus untuk pengembangan sistem dunia adalah Age of Discovery Eropa , dimana lingkup pengaruh Eropa mulai diekspor jauh melampaui batas-batas fisik melalui penaklukan dan perdagangan .

    Teori Sistem Dunia
    Merupakan sumbangan Wallerstein pada ilmu sosial komtemporer. Gagasan Immanuel Wallerstein—nama lengkap Wallerstein—yang tertuang dalam The Modern World-System: Capitalist Agriculture and the Origins of the European World-economy in the Sixteenth Century (1974) memberikan kontribusi besar pada pemikiran terkini tentang globalisasi. Wallerstein berpendapat bahwa kapitalisme modern diatur pada skala global, bukan lagi lokal sebagaimana sebelumnya. Sistem dunia terdiri dari pusat dan pinggiran. Dalam sistem ini posisi negara-negara pinggiran tergantung pada pusat. Pusat dalam sistem dunia merupakan produsen dalam dunia industri sementara negara-negara pinggiran bertindak sebagai pemasok bahan mentah bagi negara-negara pusat.
    Di antara pusat dan pinggiran tersebut terdapat negara-negara semi-pinggiran yang menggabungkan beberapa ciri yang dimiliki negara-negara pusat dan pinggiran. Wallerstein meyakini bahwa sistem ini berasal dari perkembangan kapitalisme pertanian di Eropa Barat pada abad ke-15. Di dunia pra-modern, struktur birokrasi dan politik mengatasi keragaman sistem ekonomi. Sebaliknya, yang ada dalam dunia modern adalah keragaman sistem politik disatukan oleh ekonomi atau kepentingan ekonomi.
    Teori sistem dunia tidak bisa dipisahkan dari pemikiran Andre Gunder Frank tentang teori ketergantungan (dependency theory). Implikasi dari dua model ini, yaitu perekonomian suatu negara dibentuk oleh posisi mereka dalam sistem dunia. Apakah negara tersebut di pusat sistem dan tata ekonomi dunia atau hanya di pinggirannya.
    Reference
    Diunduh 29-4-2014 dari www.wikipedia.com



    Socialization, Social Interaction and Social Mobility

    I. Socialization

    1. The Role of Socialization
    Interaksi hereditas dan bentuk lingkungan mempengaruhi perkembangan manusia. Melihat pengaruh hereditas menurut test intelegensi terhadap identical twins:
    -Ketika kembar dibesarkan secara terpisah dalam pengaturan sosial, maka skor yang diperoleh akan sama. 
    -Sedangkan, ketika kembar dibesarkan secara terpisah dalam pengaturan sosial yang dramatis, maka skor yang diperoleh sangat berbeda.

    2. The Self & Socialization
    Pendekatan sosial kepada diri sendiri.
    • Self: identitas yang berbeda yang membedakan suatu individual dengan yang lainnya.
    • Cooley: Looking-Glass Self mengatakan bahwa kita belajar siapa diri kita lewat interaksi dengan orang lain. 
    Mead: Stages of the Self
    • Play stage: perkembangan kemampuan anak melalui hal-hal yang simbolik.
    • Game stage: mempertimbangkan beberapa tugas yang sebenarnya dan hubungan simultan.
    • Prepatory stage: anak melakukan imitasi terhadap orang-orang sekitarnya.
    Sociological Approaches to the Self
    • Mead: Stages of the Self
    Diri dimulai sebagai suatu hal yang istimewa dan mempunyai posisi disentral dalam dunia seseorang. Semakin bertumbuh dewasa, diri akan berubah dan mulai mencerminkan perhatian yang lebih besar terhadap orang lain.
    -Simbol: gerakan, benda, dan bahasa yang membentuk dasar komunikasi manusia.
    -Pengambilan Peran: proses mental dengan asumsi perspektif lain.
    -Hal-hal Lain yang Disamaratakan: sikap, pandangan, dan harapan masyarakat secara keseluruhan bahwa anak memperhitungkan.
    -Hal Signifikan Lainnya: Individu yang paling penting dalam pengembangan diri.

    Pandangan Goffman biasa disebut juga sebagai pendekatan dramaturgi, orang-orang bersandiwara dalam beraksi.
    -Impression Management: individu belajar untuk mencondongkan presentasi atau penampilan diri untuk menciptakan penampilan yang khas dan unik demi memuaskan penonton tertentu.
    -Face-Work: mempertahankan citra diri yang tempat untuk menjalankan interaksi sosial.

    Psychological Approaches to the Self
    • Menurut Freud, diri merupakan suatu produk sosial. Naluri impulsif alami dalam konflik konstan dengan kendala sosial. Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh orang lain terutama dari orang tuanya.
    • Menurut Piaget, perkembangan anak lewat teori kognitif dapat diidentifikasi dengan 4 tahap dalam pengembangan proses berpikir. Kunci dari perkembangannya adalah interaksi sosial.
    3. Socialization and the Life Course
    Melihat lebih dalam tentang faktor-faktor sosial yang mempengaruhi orang-orang sepanjang hidupnya. Kita akan bertemu dengan kesulitan dalam bersosialisasi pada di hari tua.
    • Rites of Passage: mendramatisir dan memvalidasi perubahan status seseorang.
    • Anticipatory Socialization: proses sosialisasi dimana seseorang melatih pekerjaannya di masa depan dan hubungan sosialnya.
    • Resocialization: proses menyingkirkan pola perilaku yang lama dan menerima yang baru sebagai transisi dalam kehidupan seseorang.
    • Total Institution: institusi-penjara, militer, rumah sakit jiwa, atau biara yang mengatur semua aspek kehidupan seseorang dibawah otoritas.
    • Degradation Ceremony: ritual dimana individu menjadi sekunder dan tidak terlihat dalam lingkungan sosial yang menguasai.
    4. Agents of Socialization
    Keluarga sangat berperan dalam mensosialisasikan anak ke lingkungannya. Sekolah mengajarkan nilai-nilai pada anak dan kebiasaan masyarakat luas. Teman sebaya semakin anak-anak bertumbuh dewasa, kelompok sebaya sangat berperan. Media masa dan teknologi teknologi mensosialisasikan keluarga kepada multitasking sebagai norma sosial. Tempat bekerja belajar untuk berperilaku tepat dalam pengaturan kerja adalah aspek fundamental dari sosialisasi manusia. Di tempat kerja, ada 4 tahap dalam bersosialisasi yaitu karir pilihan, sosialisasi antisipatif, conditioning, komitmen berkelanjutan. Agama dan negara organisasi keagamaan memberikan dampak dalam kehidupan dengan memunculkan tata cara.

    5. Social Policy & Socialization
    Pelayanan Anak
    Menurut wawasan sosiologis, kualitas pelayanan anak diluar rumah mencerminkan tingkat mikro analisis yang disukai oleh para interaksionis. Fungsionalism pelayanan anak dari perspektif analisis tingkat makro keluarga sebagai lembaga sosial. Biaya perawatan merupakan beban bagi keluarga kelas bawah. Pandangan feminis menimbulkan banyak pertanyaan tentang status yang rendah dan upah pekerjaan perawat anak. Kebijakan mengenai perawatan anak diluar rumah bervariasi diseluruh dunia.

    II. Social Interaction & Reality

    Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Tanggapan kita terhadap perilaku seseorang didasarkan pada terkaitnya kita dengan tindakan mereka. 

    Elements of Social Structure
    • Status: mengacu pada salah satu posisi yang didefinisikan secara sosial dalam kelompok besar atau masyarakat.
    • Ascribed Status: seseorang lahir dengan suatu status.
    • Achieved Status: seseorang memperoleh status tersebut dengan usaha.
    • Master Status: status yang mendominasi orang lain dan menentukan posisi umum seseorang dalam masyarakat.
    • Peran sosial merupakan sekelompok harapan bagi orang-orang yang menempati status yang diberikan. Hal ini merupakan komponen penting dari struktur sosial.
    • Role Stain: kesulitan yang muncul ketika posisi sosial yang sama memaksakan tuntutan yang saling bertentangan dan harapan.
    • Role Exit: proses pelepasan dari peran yang merupakan pusat identitas seseorang untuk membangun peran baru.
    • Groups: sejumlah orang dengan norma-norma yang sama, nilai-nilai, dan harapan serta berinteraksi satu sama lain secara teratur.
    • Social Network: serangkaian hubungan sosial yang menghubungkan orang secara langsung kepada orang lain, dan secara tidak langsung menghubungkan dia kepada orang lebih banyak lagi.
    • Networking: keterlibatan dalam jaringan sosial; keterampilan berharga ketika mencari pekerjaan.
    • Social Institutions: pola terorganisir keyakinan dan perilaku yang berpusat pada kebutuhan sosial dasar.
    Pandangan fungsionalis tugas utama yang harus dilaksanakan oleh sekelompok masyarakat yaitu melestarikan, mengganti personil, mengajar anggota baru, menyediakan dan memelihara suatu tujuan, memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa.
    Pandangan konflik adalah lembaga-lembaga utama membantu menjaga hak-hak individu yang paling kuat dan kelompok dalam masyarakat.
    Pandangan interaksional menjelaskan bahwa institusi sosial mempengaruhi perilaku kita sehari-hari dan perilaku sosial dikondisikan oleh peran serta status. 


    III. Stratification & Social Mobility in the US

    1. Understanding Stratification
    Systems of Stratification
    • Ascribed Status: posisi sosial yang ditugaskan ke orang tanpa memperhatikan karakteristik unik orang tersebut atau bakat.
    • Achieved Status: posisi sosial dicapai oleh orang terutama melalui upaya sendiri.
    • Slavery: bentuk paling ekstrim dari ketimpangan sosial yang dilegalisir.
    • Castes: sistem turun-temurun dari peringkat, biasanya agama didikte, yang cenderung tetap dan bergerak.
    • Estate System: berhubungan dengan masyarakat feodal pada Abad Pertengahan.
    Social Classes
    Class System: ranking sosial terutama didasarkan pada posisi ekonomi yang dicapai karakteristik dapat mempengaruhi mobilitas sosial.
    Rossides (1997) membedakan ada 5 kelas untuk menjelaskan sistem kelas di Amerika:
    • Upper class
    • Upper-middle class
    • Lower-middle class
    • Working class
    • Lower class

    2. Perspective of Stratifications
    • Pandangan Interaksionis: tertarik dengan pentingnya kelas sosial dalam membentuk gaya hidup seseorang.
    • Pandangan Fungsionalis: ketimpangan sosial yang diperlukan sehingga orang akan termotivasi untuk mengisi posisi fungsional penting. Tidak menjelaskan perbedaan besar antara yang kaya dan miskin.
    • Pandangan Konflik: manusia mudah terkena konflik terutama tentang kekayaan, status dan kekuasaan. Sumber utama stratifikasi dari ketegangan sosial dan konflik akan mengarahkan kepada ketidakstabilan dan perubahan sosial.
    • Pandangan Lenski: dengan adanya kemajuan teknologi, masyarakat menjadi mampu menghasilkan surplus yang cukup besar. Sumber daya surplus sangat memperluas kemungkinan ketidaksetaraan status, pengarah, dan kekuasaan. Alokasi barang dan jasa memperkuat kesenjangan sosial.
    3. Stratification by Social Class
    Mengukur kelas sosial dengan metode objektif dengan melihat kelas dengan kategori statistik yang didasarkan pada kedudukan, pendidikan, penghasilan dan tempat tinggal.
    -Prestige: rasa hormat dan kagum pada kedudukan yang berlaku dalam masyarakat.
    -Esteem: reputasi tertentu orang telah menerima dalam suatu pekerjaan.
    -Absolute Poverty: tingkat minimum subsistensi bahwa tidak ada keluarga yang harus hidup di bawah.
    -Relative Poverty: standard mengambang dimana orang-orang di bagian bawah masyarakat yang dinilai sebagai yang dirugikan dibandingkan dengan bangsa secara keseluruhan.

    Orang yang miskin bukan berasal dari kelas sosial statis. Menurut Gans, kemiskinan dan miskin memenuhi fungsi positif bagi banyak kelompok non miskin.

    4. Social Mobility
    Merupakan gerakan individu atau kelompok dari satu posisi dalam sistem stratifikasi suatu masyarakat yang lain. sistem terbagi dua macam yaitu:
    - Open System
    - Closed System

    Tipe-tipe mobilitas sosial:
    • Mobilitas Horizontal: gerakan dalam kisaran yang sama prestise.
    • Mobilitas Vertikal: perpindahan dari satu posisi ke posisi lain dari peringkat yang berbeda.
    • Mobilitas Intragenerasional: perubahan posisi sosial dalam kehidupan dewasa seseorang.
    Mobilitas sosial di Amerika melibatkan mobilitas kerja, berdampak pada pendidikan, ras dan etnis serta gender.


    References:
    - Diunduh 29-4-2014 dari Power Point Binus Maya
    - Diunduh 29-4-2014 dari www.wikipedia.com

    Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

    I. Knowledge

    Pengetahuan tidak bisa dipandang seperti memandang suatu objek.Kompleksitas pengetahuan manusia yang sulit dijangkau secara lengkap oleh budi manusia yang terbatas. 


    Pengetahuan dapat dikatakan sebagai:

    • Indrawi lahir :  pengetahuan yang dicapai secara langsung melalui lima indera seperti penglihatan, pendengaran, pembau, perasaan, serta peraba.
    • Indrawi batin : pengetahuan yang didapat melalui ingatan dan khayalan, baik mengenai apa yang tidak ada lagi atau yang belum pernah ada maupun yang terdapat di luar jangkauannya
    • Perseptif :  pengetahuan yang muncul secara spontan, seperti melalui gerakan tangan, tingkah laku/sikap untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengan situasi yang ada.
    • Refleksif :  pengetahuan yang membuat objektif kodrat dari suatu realitas. baik dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta putusan-putusan maupun dalam bentuk lambang, mitos, atau karya seni.
    • Diskursif :  pengetahuan yang muncul sebagai sesuatu yang datang dari sebab ke akibat dan dari akibat ke sebab, dari prinsip ke konsekuensi dan dari konsekuensi ke prinsip.
    • Intuitif :  pengetahuan yang memahami secara langsung benda atau situasi dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dalam prinsip.
    • Induktif : pengetahuan yang mencakup hal khusus ke umum
    • Deduktif: pengetahuan yang mencakup hal umum ke khusus
    • Kontemplatif : pengetahuan yang mempertimbangkan benda-benda dalam dirinya dan untuk dirinya sendiri
    • Spekulatif :  pengetahuan yang mempertimbangkan benda dalam bayangan dan ide atau konsep tentang benda itu sendiri.
    • Praktis : pengetahuan yang mempertimbangkan benda-benda menurut bagaimana mereka bisa dipergunakan.
    • Sinergis : pengetahuan yang merupakan akumulasi dari seluruh daya kemampuan dari subjek
    Pengetahuan menjadi sangat kompleks dan beraneka ragam sifat dan bentuknya. Pengetahuan adalah kegiatan yang menjadikan suatu realitas yang bisa dinyatakan. 
    Pengetahuan merupakan hubungan subjek dengan objek,yang berbeda darinya,inti kesadarannya yaitu kegiatan yang menjadi bersamaan waktu,subjek mengetahui suatu realitas.

    II. Intelligence

    Inteligensi diambil dari kata intellectus dan intellegere(bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya pikiran atau akal, kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere  berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam.

    Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. 


    III. Affection 

    Cipta (kognisi), karsa (konasi), rasa (afeksi), itulah trias-dinamika manusia, atau manusia sebagai trias-dinamika.manusia bukan saja memiliki kemampuan kognitif-intelektual, tetapi juga afektivitas.  Di samping pengetahuan, afektivitas juga membuat manusia berada secara aktif dalam dunianya serta berpartisipasi dengan orang lain dan dengan peristiwa-peristiwa dunianya.Melalui peranan afektivitas, manusia tergerak untuk mengamati, mempelajari, dan mengembangkan pengada aktual di sekitarnya menjadi bagian dari proses keberadaannya.Afektivitas tidak sama dengan pengetahuan, tetapi menjadi penggerak atau penyebab dan sekaligus akibat dari proses pengetahuan manusia dalam arti penerapannya dalam bentuk perbuatan atau tindakan.


    Pengetahuan eksistensial mempunyai sifat sebagai kepastian bebas dan memberi alasan untuk percaya bahwa kebebasan manusia tidak pernah absen dari penegasan intelektual mengenai adanya afektivitas dalam alam pengetahuannya. Cinta  (afektivitas positif) atau Benci (afektivitas negatif) dapat menjadi dasar penentuan bagi suatu tindakan kognitif. Afektivitas adalah satu dari unsur-unsur pokok dasar dari cara berada manusia di dunia.

    Untuk mencapai afektivitas, subjek harus berada dalam kondisi dimana subjek akan melahirkan kegiatan afektif. Adapun kondisi-kondisi tersebut adalah:

    1. Antara subjek dan objek harus ada ikatan kesamaan atau kesatuan itu sendiri, karena ketika tidak ada kesamaan maka tidak akan ada afektivitas.
    2. Nilai (baik dan buruk), dalam kondisi ini, ketika objek dipandang memiliki sebuah nilai maka subjek akan melahirkan kegiatan afektif, karena afektivitas itu sendiri  berdasar pada kecintaan akan sesuatu maka subjek akan melahirkan kegiatan afektif untuk menolak atau menerima.
    3. Sifat dasariah dan kecenderungan kognitif, pada kondisi ini subjek akan dalam melakukan sebuah afektif harus ditunjang dengan sebuah sifat dasariah yang akan mendorong dia untuk lebih berkeinginan akan sesuatu yang akan menimbulkan kegiatan afektif  yang sesuai dengan sifat dasariah tersebut.
    4. Mengenal kausa dari afektivitas. Dalam proses mengenal subjek akan mengalami kondisi dimana dia harus berusaha mendefinisikan objek yang akan dikenalinya hingga akhirnya akan lahir sebuah keputusan afektif apakah dia harus menyerang, mencintai, mempertahankan diri atau yang lainnya.
    5. Imajinasi. Untuk menimbulkan kegiatan afektif maka imajinasi dapat menjadi sebuah pendorong, semangat, mempengaruhi bahkan membohongi.

    IV. Freedom

    Manusia akan mungkin merealisasikan dirinya secara penuh jika ia bebas. Gagasan kebebasan semacam ini selalu aktual dalam hidup manusia selain karena kebebasan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri manusia,kebebasan bersifat rapuh. Manusia adalah makhluk yang bebas, namun sekaligus manusia adalah makhluk yang harus senantiasa memperjuangkan kebebasannya. 

    Arti kebebasan pada jaman sekarang tidak bisa disempitkan hanya pada pengertian kebebasan dalam masyarakat kuno atau masyarakat pra-modern.Manusia yang bebas adalah manusia yang memiliki secara sendiri perbuatan-perbuatannya. Kebebasan adalah suatu kondisi tiadanya paksaan pada aktivitas kita.



     “Freedom is self-determination”: dikatakan bahwa kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda.Manusia mempunyai kemampuan untuk berhasrat dan berkeinginan. Ia mempunyai kecenderungan dan kehendak yang bebas dan kemampuan memilih. Kebebesan sejati hanya terdapat di dalam diri manusia karena di dalam diri manusia ada akal budi dan kehendak bebas. Kebebasan sebagai penentuan diri mengandaikan peran akal budi dan kehendak bebas manusia.



     Louis Leahy membedakan tiga macam atau bentuk kebebasan,yaitu:

    1. Kebebasan fisik : tidak adanya halangan atau rintangan-rintangan eksternal yang bersifat fisik atau material. 
    2. Kebebasan psikologis : dikatakan bebas secara psikologis jika ia mempunyai kemampuan untuk mengarahkan hidupnya.Juga mempunyai kemampuan dan kemungkinan untuk memilih berbagai alternatif. 
    3. Kebebasan moral : ketiadaan paksaan moral hukum atau kewajiban. Kebebasan moral tidak sama dengan kebebasan psikologis.

    Sumber:

    1. Leahy, Louis. (2001). SIAPAKAH MANUSIA? Sintesis Filosofis Tentang Manusia. Yogyakarta: Kanisius. diunduh tanggal 29-4-2014

    2. Binusmaya. Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom. diunduh tanggal 29-4-2014